JURNAL SUAKA INSAN MENGABDI (JSIM) https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM <p><span style="font-weight: 400;">Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM) with <strong>e-ISSN 2656-5668</strong>, and <strong>P-ISSN 2657-0637</strong> is a journal that accommodates the publication of scientific articles on the results of community service in the fields of nursing and health. Scientific articles accepted and published by JSIM are articles resulting from the implementation of community service that have not been published in other publishing media.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM) is intended for academics, practitioners, students, or the general public who are interested in publishing the results of community service activities as an effort to disseminate science, technology, and art to the community.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Each edition of the JSIM publication has 2 numbers, namely No.1 for the December-May period and No.2 for the June-November period. Published articles are ensured to have passed the peer review stage by involving a professional Journal Editorial Team according to their field expertise.&nbsp;</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Each published article in Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM) will have a unique DOI number. JSIM has also been indexed&nbsp; Each published article in Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM) will have a unique DOI number. JSIM has also been indexed by <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&amp;user=xVOXB0MAAAAJ&amp;scilu=&amp;scisig=AOScLA0AAAAAZVRhBIDcztut6d6vxJtXsJqRE9g&amp;gmla=AJ1KiT2T3X-j3OaWQQrsO0iXBo9ZOSWjC4LAyNd3uF-gjAoeTjdq3LID2mBsI1wqHfhZ6F6izWaT9jnCnhWI15291dSvrkK3ZqjR4k81WtPpUoUJ4ncr6Ax2M_o&amp;sciund=7810939285547405976">Google Scholar</a>, <a href="http://isjd.pdii.lipi.go.id">Database Jurnal Ilmiah Indonesia (ISJD)</a>, <a href="https://onesearch.id/Search/Results?filter[]=repoId:IOS14296">One Search</a>, and Garda Rujukan Digital (GARUDA)</span></p> STIKES Suaka Insan Banjarmasin en-US JURNAL SUAKA INSAN MENGABDI (JSIM) 2657-0637 <div class="page"> <p>Authors who publish with <strong>Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM)</strong> agree to the following terms:</p> <p>1) Authors retain copyright and grant <strong>Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM)</strong>&nbsp;right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" target="_blank" rel="noopener">Creative Commons Attribution License CC BY</a> that allows others to remix, adapt, and build upon the work with an acknowledgment of the work’s authorship and initial publication in this journal.</p> <p>2) Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., submit it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.</p> <p>3)Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as this can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (see the discussion about <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_blank" rel="noopener">The Effect of Open Access</a>).</p> </div> MANAJEMEN PREVENTIF STUNTING DENGAN MENCEGAH ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SMPN 20 BANJARMASIN https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM/article/view/524 <p>ABSTRAK<br>Kasus stunting di Indonesia tahun 2021 masih mencapai 24,4%. Angka ini masih dibawah target WHO<br>yaitu dibawah 20%. Stunting dapat terjadi pada anak dengan ibu yang masa remajanya kurang nutrisi<br>seperti anemia. Banyak faktor penyebab anemia pada remaja putri seperti pola konsumsi makanan tidak<br>sehat, deteksi serta penanganan anemia yang tidak maksimal. Berkaitan permasalahan ini, Tim<br>Pengabdi bersama Puskesmas Pekauman merencanakan kegiatan pengabdian masyarakat kepada salah<br>satu kelompok remaja yaitu remaja putri di SMPN 20 Banjarmasin. Kegiatan pengabdian masyarakat<br>meliputi pemeriksaan kadar Hemoglobin dengan Hemoglobin Test Strip, pendidikan kesehatan terkait<br>stunting dan anemia dengan metode ceramah dan tanya jawab, serta pemberian tablet zat besi (Fe).<br>Hasil dari kegiatan ini didapatkan sebanyak 6 orang (6.9%) remaja putri mengalami anemia ringan.<br>Hasil penyuluhan kesehatan menunjukan adanya peningkatan pengetahuan pada remaja putri SMPN 20<br>Banjarmasin terkait stunting dan anemia. Hasil pre test tergambar 46 orang (53.5%) remaja memiliki<br>pengetahuan yang kurang, 38 orang (44.2%) dengan pengetahuan cukup dan 2 orang (2.3%) dengan<br>pengetahauan baik. Sedangkan hasil post test menunjukan sebanyak 77 orang (89.5%) remaja memiliki<br>pengetahuan baik dan 9 orang (10.5%) dengan pengetahuan cukup. Selain itu juga 86 orang (100%)<br>remaja putri juga mendapatkan obat tablet zat besi yang secara langsung dikonsumsi oleh remaja<br>dibawah pengawasan staff Puskesmas Pekauman. Penyelesaian masalah stunting perlu dilakukan<br>dengan memberikan intervensi secara langsung pada remaja putri dengan melakukan pemeriksaan<br>kadar Hemoglobin secara teratur dan terencana, memberikan pendidikan kesehatan terkait stunting dan<br>anemia, serta pemberian tablet zat besi (Fe).<br>Kata Kunci: Anemia Zat Besi, Remaja Putri, Stunting</p> Lucia Andi Chrismilasari Ermeisi Er Unja Septi Machelia CN Aulia Rahman ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-11-30 2023-11-30 5 2 10 17 10.51143/jsim.v5i2.524 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERAPAN “TERAPI SENI MEWARNAI PADA LANSIA” https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM/article/view/525 <p>ABSTRAK<br>Permasalahan yang perlu perhatian khusus untuk lansia berkaitan dengan berlangsungnya proses<br>menjadi tua, yang berakibat timbulnya perubahan kognitif, motorik, perasaan, dan sosial. Oleh sebab<br>itu, lansia harus selalu di latih dengan kreatifitas agar perubahan kognitif, perubahan motorik dan<br>perubahan sosial lambat terjadinya. Salah satu solusi yang bisa di berikan adalah memberikan terapi<br>seni menggunakan media seni dan proses kreatif dapat membantu mengekspresikan diri, meningkatkan<br>keterampilan koping individu, mengelola stress, dan memperkuat rasa percaya diri. Melalui terapi seni<br>individu dapat mengungkapkan perasaan yang dialami dengan menggunakan seluruh area atau fungsi<br>dalam diri mereka. Metode pemecahan masalah yang diterapkan adalah dengan mengadakan kegiatan<br>Terapi Aktivitas Kelompok yang di sebut dengan Terapan “Terapi Seni Mewarnai Pada Lansia” di<br>PPRSLU Budi Sejahtera, kegaiatan ini di laksanakan selama 1 hari pada hari jum’at 3 November 2023<br>di PPRSLU Budi Sejahtera Banjarbaru. Hasil menunjukkan bahwa para lansia menyukai terapi<br>mewarnai sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang, mampu mengurangi rasa bosan, jenuh, bisa<br>mengekpresikan perasaan mereka melalui menggambar, mampu menggunaan kognitif dan motoric<br>mereka dengan baik. Terapi mewarnai ini efektif dalam mengurangi tingkat stress dan dan lain lain<br>yang dirasakan oleh lansia.<br>Kata Kunci : Kognitif, Lansia, Mewarnai, Motorik, Terapi Aktivitas Kelompok</p> Nurul Rizka Ruriyanty Muhammad Basit Andi Andi Hesti Elva Nadya Teddyansyah Teddyansyah ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-11-30 2023-11-30 5 2 18 24 10.51143/jsim.v5i2.525 EDUKASI DAN PEMBERIAN TERAPI KOMPLEMENTER JUS MENTIMUN SELEDRI DAN MADU UNTUK MENGENDALIKAN HIPERTENSI https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM/article/view/526 <p>ABSTRAK<br>Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler paling banyak<br>diderita masyarakat. Tekanan darah tinggi dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah<br>sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Cara untuk menurunkan<br>tekanan darah adalah dengan metode farmakologi (menggunakan obat) dan non farmakologis (tanpa<br>obat). Obat anti Tekanan darah tinggi telah lama terbukti efektif digunakan untuk mengontrol tekanan<br>darah, akan tetapi sumber daya nabati juga memiliki peranan penting dan dapat dimanfaatkan dalam<br>mengontol tekanan darah. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengontrol tekanan darah<br>antara lain buah-buahan, sayur-sayuran yang tinggi serat, kaya vitamin serta mineral. Beberapa jurnal<br>review mengatakan mentimun, seledri dan madu memiliki manfaat sebagai terapi tekanan darah tinggi.<br>Terapi ini coba dimanfaatkan bagi para lansia yang berada di PPRSLU Budi Sejahtera Banjarbaru.<br>Kegiatan ini dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah, penyuluhan tentang tekanan darah tinggi,<br>dan pemberian terapi komplementer jus mentimun kombinasi seledri dan madu di berikan setiap hari<br>selama seminggu. Kemudian melaksanakan evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dengan<br>melakukan pengukuran tekanan darah kembali. Adapun media promosi yang digunakan dalam kegiatan<br>ini adalah dengan menggunakan leaflet. Hasil kegiatan ini adalah Pendidikan Kesehatan dapat<br>terlaksana dengan baik atas keterlibatan dan kerjasama dari panitia, pengurus PPPRSLU Budi Sejahtera<br>dan dosen Universitas Sari Mulia. Hasil dari pemeriksaan tekanan darah pada lansia yang mendapatkan<br>terapi komplementer jus mentimun kombinasi seledri dan madu didapatkan lansia mengalami<br>penurunan tekanan darah rata rata sebesar 8 mmHg untuk sistolik dan 8 mmHg untuk diastolik.<br>Kata Kunci : Lansia, Jus Mentimun, Madu, Seledri, Tekanan Darah Tinggi</p> Nurul Rizka Ruriyanty Muhammad Basit Rian Tasalim Andi Andi Hesti Elva Nadya Teddyansyah Teddyansyah Wahidatun Sakinatus K ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-11-30 2023-11-30 5 2 25 33 10.51143/jsim.v5i2.526 PROGRAM TOSS-TBC WUJUDKAN DIRI BEBAS PENYAKIT TUBERKULOSIS https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM/article/view/527 <p>ABSTRAK<br>Peningkatan kasus TBC di wilayah Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan berkaitan dengan<br>ditemukannya kasus tidak tuntasnya pengobatan TBC dan bertambahnya kasus TB baru. Penderita TBC<br>rata-rata memilih untuk berhenti mengkonsumsi obat karena efek samping obat tanpa<br>mengkosultasikannya kepada dokter. Dukungan keluarga penderita TB juga rendah, dimana kurangnya<br>fasilitasi dari keluarga untuk membantu menjalankan program terapi bagi penderita TB. Faktor<br>penyebab masalah ini yaitu tingkat pengetahuan penderita TB dan keluarga. Sehingga intervensi untuk<br>meningkatkan pengetahuan melalui program Pendidikan Kesehatan perlu dilakukan dengan kelompok<br>sasaran penderita TBC dan Keluarga dari penderita TB wilayah kerja Puskesmas Pekauman<br>Banjarmasin. Program Pendidikan Kesehatan dijalankan dengan metode ceramah, tanya jawab, role<br>play dan penyebaran leaflet. Hasil dari kegiatan ini didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan tentang<br>Pengobatan TBC dan strategi mencegah penulatan TBC dilingkungan rumah. Selain itu, juga Penderita<br>TBC yang mengikuti program sudah mampu mempraktekan dengan benar tentang etika batuk dan cara<br>membuang sputum dengan baik dan benar.<br>Kata Kunci: Pasien TBC, Pendidikan Kesehatan, Program TOSS TBC</p> Yohanes Breakmans.H Agnes Adelia.J Carles Dwintus.J Dewi Safitr Dhea Joanita Erissha Rinanda Laras Sweti S.B Nasya Adistiana F.B Robeth Tandi.A Steffanny Natalia.G Adawiyah Adawiyah Armiyan Armiyan Esterlin Olivia Veronika Veronika Wulan Faras.F Yong Ihza.M ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-11-30 2023-11-30 5 2 34 42 10.51143/jsim.v5i2.527 PROGRAM SAGISENI (SADAR GIZI SEJAK DINI) PADA REMAJA DI KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM/article/view/528 <p>ABSTRAK<br>Masa remaja (adolescence) merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa<br>dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik, psikis dan psikososial. Perubahan- perubahan yang<br>terjadi pada masa remaja dapat tergolong rentan rapuh secara signifikan karena emosi dan perilaku<br>anak belum stabil dan anak masih dalam proses menuju masa dewasa. Perubahan-perubahan fisik<br>ini akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan<br>kebutuhannya akan menimbulkan masalah, baik masalah kekurangan gizi atau kelebihan gizi.<br>Berdasarkan data masih banyak remaja di sekolah seperti siswa/I SMPN 16 Banjarmasin yang belum<br>mengetahui asupan gizi seimbang, pemeriksaan status gizi dan pelatihan perhitungan status gizi.<br>Selain itu juga, pengetahuan remaja di SMPN 16 Banjarmasin juga rendah untuk memperhatikan<br>status gizi seimbang. Hal ini berdampak pada meningkatnya masalah gizi kurang dan obesitas pada<br>remaja, sehingga kegiatan penyuluhan perlu diberikan baik tentang gizi seimbang , pemeriksaan<br>status gizi dan pelatihan perhitungan status gizi pada siswa/I SMPN 16 Banjarmasin.<br>Kata Kunci : status gizi, gizi seimbang, pemeriksaan status gizi</p> Malisa Ariani Hj. Latifah H.M.Sandi Suwardi Noryasmin Noryasmin Ni Ketut Widiantari Elisabert Sri Yulian Tinei Grisiana Agustin Patrisia Hamsudin Ramadhani Ipah Nurjanah Muhammad Fresdy Aditya Muhammad Rifa’i ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-11-30 2023-11-30 5 2 43 54 10.51143/jsim.v5i2.528 PROGRAM PENGINTAR (PENTINGNYA GIZI TERHADAP REMAJA) DI SMPN 22 KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM/article/view/529 <p>ABSTRAK<br>Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pentingnya bagi<br>remaja memperhatikan kebutuhan gizi untuk menentukan tingkat kematangan mereka. Masalah gizi<br>banyak terjadi pada remaja yang disebabkan karena ketidakseimbangan asupan gizi dengan kecukupan<br>gizi yang dianjurkan. Tujuan dilaksanakan PKM ini agar di SMPN 22 Banjarmasin dapat mengetahui<br>dan mengerti cara melakukan pemeriksaan gizi dan perhitungan status gizi pada remaja. Metode<br>kegiatan ini dilakukan dengan 3 tahapan yaitu tahap awal dilakukan mengukur tinggi badan dan berat<br>badan remaja, tahap kedua merupakan tahap pemberian materi kepada remaja terkait gejala<br>permasalahan kurang gizi dan pentingnya asupan gizi seimbang bagi remaja, tahap ketiga adalah remaja<br>melakukan pelatihan perhitungan status gizi. Kemudian hasil kegiatan tersebut dilakukan monitoring<br>dan evaluasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh remaja. Hasil pengetahuan remaja SMPN 22<br>Banjarmasin sebelum dan sesudah kegiatan edukasi tentang gejala permasalahan kurang gizi dan<br>pentingnya asupan gizi bagi remaja menunjukkan pada nilai pre test didapatkan rentang nilai 35 – 66,<br>sedangkan nilai post test didapatkan rentang nilai antara 60 – 86. Terdapat perbedaaan rata-rata nilai<br>pre test dan post test yaitu 40 – 64. Hasil pemeriksaan status gizi pada remaja didapatkan dari 24 siswa<br>yang diperiksa terdapat 9 siswa yang status gizi masuk kategori sangat kurus, 4 siswa yang status gizi<br>masuk kategori kurus dan 11 siswa yang status gizi masuk kategori normal. Pentingnya remaja lebih<br>perhatian terhadap status gizi guna mendeteksi masalah kurang gizi agar terhindar dari dampak negatif<br>ke depannya<br>Kata Kunci : Edukasi, Pemeriksaan, Pelatihan, Status Gizi, Remaja</p> Afifah Ghina Fakhirah Laila Hidayah , Agustinur Rahayu Dina Rahmadaniah Khairun Nisa Siti Aisyah Willian A’an Abdul Salam Malisa Ariani Eirene E. M Gaghauna Bagus Rahmat Santoso ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-11-30 2023-11-30 5 2 55 63 10.51143/jsim.v5i2.529